RESUME BUKU PTK
BAB I
KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Munculnya
istilah Penelitian Tindakan Kelas atau “classroom action research” sebenarnya
diawali dari istilah “action Research” atau penelitian tindakan. Secara umum “Action
Research” digunakan untuk menemukan pemecahan permasalahan yang dihadapi
seseorang didalam tugasnya sehari-hari dimana pun tempatnya baik di kantor, di
rumah sakit, di kelas,, maupun di tempat-tempat tugas lain. Dari sini dapat
dilihat bahwa dari ruang lingkup, tujuan, metode dan praktiknya, “action
research” dapat dianggap sebagai
penelitian ilmiah mikro yang bersifat partisipatif dan kolaboratif. Dikatakan
bersifat partisipatif karena “action research” dilakukan sendiri oleh peneliti
mulai dari penentuan topik, perumusan masalah,
perncanaan, pelaksanaan, analisis dan pelaporannya. Dikatakan
kolaboratif karena pelaksanaannya dapat melibatkan teman sejawat. Walaupun
bersifat mikro, action research berbeda dengan studi kasus karena tujuan
dan sifat kasus yang terdapat pada action research tidaklah unik
sebagaimana keunikan yang terdapat p[ada studi kasus.. namun keduanya mempunayi
kesamaan, yaitu peneliti tidak berharap hasil penelitiannya akan dapat
digeneralisasikan atau berlaku secara umum. Sebab sejak awal kedua penelitian
ini bertujuan untuk memeceahkan masalah yang dihadapi.
Istilah action research sangat dikenal dalam penelitian pendidikan bahkan sudah merupakan aliran tersendiri. Untuk membedakan dengan action reserch pada bidang lain para peneliti pendidikan sering menggunakan istilah “classroom action reserch” aatu “classroom research” dari sinilah istilah “penelitian tindakan kelas” atau “PTK” muncul. Dengan penambahan “classroom” pada “action research” kegiatan lebih diarahkan pada pemecahan masalah pembelajaran melalui penerapan langsung dikelas, walaupun istilah “kelas” perlu dipahami secara lebih luas, yaitu tidak hanya diruang kelas tetapi di tempat mana saja guru melaksanakan tugas-tugas pembelajaran.
Terkait
dengan pengertian PTK, ada beberapa rumusan definisi PTK yang perlu dipahamai
yaitu:
1.
Hopkins
(1993), PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan
oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari
tinddakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman
terhadap kondisi dalam praktek pembelajaran.
2.
Kemmis
dan Mc. Taggart (1988): PTK adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri
sendiri, pengalaman kerja sendiri yang dilaksanakan secara sistematis,
terencana dan dengan sikap mawas.
3.
Rochman
Natawijaya (1977): PTK adalah pengkajian terhadap permasalahan praktis yang
bersifat situasional dan kontekstual, yang ditujukan untuk menentukan tindakan
yang tepat dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi, atau memperbaiki
sesuatu.
4.
Suyanto
(1997): PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/ atau
meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas secara profesional.
5.
Tim
PGSM (1999): PTK sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh
pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari
tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap
tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktek
pembelajaran tersebut dilakukan.
Dari kelima rumusan tersebut di atas ditemukan kata-kata kunci yang
terkait dengan PTK, yaitu
a.
PTK
bersifat reflektif. Maksudnya
adalah PTK diawali dari proses perenungan atas dampak tindakan yang selama ini
dilakukan guru terkait dengan tugas-tugas pembelajaran dikelas. Dari perenungan
ini akan diketahui apakah tindakan yang selama ini telah dilakukan telah
berdampak positif dalam pencapaian tujuan pembelajaran atau tidak.
b.
PTK
dilakukan oleh pelaku tindakan.
Maksudnya adalah PTK dirancang, dilaksanakan, dan dianalisis oleh guru yang
bersangkutan dalam rangka ingin memecahkan masalah pembelahjaran yang
dihadapinya dikelas. Kalaupun dilakukan secara kolaboratif, pelaku utama PTK
tetap oleh guru yang bersangkutan
c.
PTK
dilakukan untuk meningkatkan kulaitas pembelajaran. Maksudnya adalah dengan PTK ini diharapkan dapat meningkatkan
berbagai aspek pembelajaran sehingga kompetensi yang menjadi target
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal (efektif dan efesien)
d.
PTK
dilaksanakan secara sistematis, terencana dan dengan sikap mawas diri. Maksudnya adalah setiap langkah yang dilakukan dalam PTK harus dilakukan dengan terprogram
dan penuh kesadaran sehingga dapat diketahui aspek-aspek mana yang perlu
ditingkatkan dan diperbaiki demi ketercapaian kompetensi yang ditargetkan.
e.
PTK
bersifat situasional dan kontekstual. Maksudnya adalah PTK selalu dilakukan dalam situasi dan kondisi
tertentu, untuk kelas dan topik mata pelajaran tertentu sehingga simpulan atau
hasilnyapun hanya diarahkan pada konteks yang bersangkutan, bukan untuk konteks
lain.
Berdasarkan
pengertian di atas, PTK bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kulaitas
pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah
pembelajaran disekolah.
Adapun
manfaat yang dapat dipetik dari pelaksanaan PTK adalah:
1.
Dapat
meningkatkan kompetensi guru dalma mengatasi masalah pembelajaran yang menjadi
tugas utamanya.
2.
Dapat
meningkatkan sikap profersional guru
3.
Dapat
memperbaiki dan meningkatkan kinerja belajar dan kompetensi siswa
4.
Dengan
pelaksanakan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan kualitas proses
pembelajaraan di kelas
5.
Dengan
pelaksanakan PTK akan terjadi perbaikan dan /atau penggunaan kualitas
penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lainnya.
6.
Dengan
pelaksanakan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan kualitas prosedur
dan alat evaluasi yang di gunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar
siswa.
7.
Dengan
pelaksanakan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau pengembangan pribadi siswa di
sekolah
8.
Dengan
pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan kualitas penerapan
kurukulum.
Mengapa guru dianggap paling tepat untuk melakukan PTK?
Ada beberapa bukti pembenar bahwa gurulah yang paling tepat untuk
melakukan PTK.
1.
Guru
mempunyai hak otonom untuk menilai kinerjanya. Sebab, hanya gurulah yang dapat
merasakan “kondisi objektif” kiat-kiat pembelajaran yang di lakukan dalam
rangka pencapaian kompetensi siswa
2.
Guru
merupakan sosok yang paling akrab dengan dikelasnya. Kenyataan ini dapat
dimaklumi karena berlangsungan masa pembelajaran yang cukup lama akan membuka
pemahaman dan wawasan gurubatas “pernak-pernik” yang berada di kelasnya.
3.
Interaksi
antara guru dan siswa berlangsung secara unik. Hal ini dibuktikan dengna
perlakuan khas guru setiap menghadapi individu siswa yang mempunyai
karakteristik tertentu.
4.
Temuan
penelitian tradisional sering sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran
5.
Ketrerlibatan
guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat pengembangan
mempersyaratkan guru untuk mampu melakukan PTK di kelasnya.
Apa Karakteristik PTK?
Karakteristik PTK dapat dijabarkan sebagai berikut.
1.
Masalah
PTK berawal dari guru
PTK
harus diilhami oleh permasalahn praktis yang dihayati oleh guru sebagai pelaku
pembelajaran di kelas. Guru merasakan ada masalah di kelasnya ketikan dia
mengajar. Guru berysaha untuk mengatasi masalah di kelas itu denga sebuah
penelitian yang disebut PTK. PTK bukanlah penelitian yang dilakukan oleh pihak
luar yang tidak tahu tentang seluk beluk yang terjadi di kelas. PTK bukan
penelitian yang disarankan oleh pihak lain kepada guru, melainkan muncul dalam
diri guru yang merasakan adnya masalah.
2.
Tujuan
PTK adalah memperbaiki pembelajaran
Dengan
PTK, guru akan berupaya untuk memperbaiki praktik pembelajaran agar menjadi
lebih efektif. Oleh karena itu, guru tidak boleh mengorbankna proses
pembelajaran karena melakukan PTK. PTK tidak boleh menjadikan proses
pembelajaran terganggu. Guru tidak perlu mengubah jadwal rutin di kelas yang
sudah di rencanakan hanya untuk PTK. PTK haruslahsejalan dengan rencana rutin
Anda sebagai guru. Bahkan, PTK juga diharapkan tidak lagi memberikan beban
tambahan yang lebih berat bagi anda. PTK justru harus dikerjakan terintegrasi
dengan kegiatan sehari-hari dikelas
3.
PTK
adalah penelitian yang berisifat kolaboratif
Guru
tidak harus sendirian salam upaya memperbaiki praktik pembelajaran di kelas.
Namun, dapat anda laksanakn dengan cara berkolaborasi dengan dosen LPTK maupun
denga teman sejawat. Denga cara itu, sebagai guru, Anda akan banyak menerima masukan masukan
tentang prosedur PTK yang benar. Dosen dapat bertindak sebagai mitra diskusi
yang baik untuk merumuskan masalah yang tepat, menentukan hipotesis tindakan yang baik, serta membantu analisis
data penelitian. Sebaliknya, dosen LPTK dapat memperoleh masukan yang berharga
dari orang yang benar-benar berkecimpung di kancah yang tahu secara persis
tentang permasalahan yang terjadi di kelasnya. Hal yang penting lagi ialah terbentuknya
hubungan kesejawatan yang harmonis antara guru dengan guru ataupun antara guru
dosen LPTK. Kehadiran dosen LPTK adalah sebagai mitra sejawat dan bukan sebagai
sosok yang mahatahu yang akan guru dalam penelitian
4.
PTK
adalah jenis penelitian yang memunculkan adanya tindakan tertentu untuk
memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.
Tindakan-tindakan
tertentu tersebut dapat berupa penggunaan metode pembelajaran tertentu,
penerapan strategi pembelajaran tertentu, pemakaian media dan sumber belajara
tertentu, jenis pengelolaan kelas tertentu, atau hal-hal yang berifat inovatif
lainnya. Oleh karena otu,penelitian di kelas yang tanpa memberikan tindakan
apa-apa di kelas untuk perbaikan praktik pembelajaran bukanlah PTK.
5.
PTK
dapat menjembatani kesenjangan anbtara teori dan praktik pendidikan
Hal ini dapat
karena setelah Anda meneliti kegiata-sendiri di kelas Anda-dengan melibatkan
siswa-Anda akan memperoleh balikan yang bagus dan sistematis untuk perbaikan
praktik pembelajaran. Dengan demikian, Anda dapat membuktikan apakah suatu
teori pembelajaran dapat diterapkan dengan baik atau tidak di kelas. Anda
juga dapat mengadaptasi atau mengadopsi
teori tersebut untuk diterapkan di kelas agar pembelajarannya efektif dan efisien,
optimal, serta fungsional.
BAB. II
MENGEMBANGKAN FOKUS MASALAH DAN TUJUAN PTK
Dalam pelaksanaannya, PTK diawali dengan mendiagnosis masalah,
yaitu kesadaran akan permaslahan yang dirasakan dan dianggap mengganggu dan
menghalangi pencapaian tujuan pembelajaran atau tujuan pendidikan sehingga
ditengarai telah berdampak kurang baik terhadap proses dan/atau hasil belajar
siswa, dan/atau implementasi program sekolah.
Setelah diadakan diagnosa berbagai macam masalah maka langkah
selanjutnya adalah melakukan identifikasi masalah.
Permasalahan yang telah diidentifikasi biasanya masih dianggap
kabur. Oleh karena itu masalah-masalah tersebut harus difokuskan agar lebih
tajam, mengkhusus dan mengarah. Kalau perlu kumpulkan data lapangan secara
lebih sistematis dan lakukan kajian pustaka yang relevan sehingga maslah
tersebut memiliki “payung” keilmuan. Untuk lebih memantapkan fokus masalah maka
dapat didiskusikan dengan teman sejawat
Dari rumusan fokus permasalahan tersebut, tentu ada satu fokus yang
dianggap lebih mendapat prioritas dari yang lain untuk dapat dipecahkan.
Prioritas pemecahan fokus masalah dapat didasarkan pada
pertimbangan sebagai berikut:
a.
Fokus
masalah tersebut sudah tidak dapat ditolerir, dan harus segera dicarikan jalan
keluarnya.
b.
Fokus
masalah tersebut sudah mendapatkan perhatian umum sehingga perlu segera
mendapatkan jawaban pemecahannya.
c.
Fokus
masalah tersebut cukup signifikan dalam pencapaian tujuan pembelajaran bila
dibanding dengan fokus masalah lain.
d.
Fokus
masalah tersebut dapat dengan segera dicarikan jalan pemecahannya oleh guru
yang bersangkutan bila dibanding dengan fokus masalah lain.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka saatnya untuk ditentukan
satu fokus masalah yang segera dapat dilakukan perbaikan pembelajaran dalam
program PTK.
Setelah menentukan satu prioritas, selanjutnya dilakukan diagnosis
kemungkinan-kemungkinan penyebab permaslahan secara lebih cermat dan teliti.
Penyebab masalah dapat dilakukan dengan cara menjawab pertanyaan “kegiatan apa
yang telah saya lakukan dalam pembelajaran, yang mengakibatkan munculnya
masalah tersebut?”
Berdasarkan temuan penyebab permasalahan tersebut, maka diadakan
penjajakan alternatif-alternatif tindakan perbaikannya sabagai upaya pemecahan
masalah. Untuk menentukan alternatif yang tepat diperlukan data lapangan yang
akurat dan kajian pustaka yang relevan.
BAB. III
PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam menulis karangan. Proses pelaksanaan tindakan dimulai dari (1)
perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan evaluasi, serta
(4) analisis dan refleksi.
a.
Perencanaan
tindakan
Pada tahap ini peneliti secara kolaboratif mengadakan kegiatan
sebagai berikut.
1)
Mengamati
tekhnik pembelajaran yang digunakan guru
2)
Mengindentifikasi
faktor-faktor hambatan dan kemudahan
3)
Merumuskan
alternatif tindakan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran
4)
Menyusun
rancangan pembelajaran
b.
Pelaksanaan
tindakan
Dalam
tahap pelaksanaa tindakan, peran peneliti adalah
1)
Merancang
pelaksana pembelajaran
2)
Bekerja
sama denga teman sejawat dalam melaksanakan tindakan yang direncanakan
3)
Pelaksanaan
yang didampingi teman sejawat untuk memberi pengarahan, motivasi, dan stimulus
agar praktis dapat melaksanakan perannya berdasarkan rencana.
Eksplorasi adalah tahap pembelajaran ketika guru berusaha menggali
konsep awal siswa melalui suatu fenomena. Tahap selanjutnya adalah invansi
tentang topik yag dibahas berdasarkan hasil eksprimen siswa dan akhirnya siswa
menemukan konsep baru yang merupakan hasil bentukan dari siswa sendiri. Setelah
siswa menemukan konsep maka tahap selanjutnya adalah ekspansi/penerapan konsep.
Pada akhir pembelajaran, guru mengadakan evaluasi dengan tujuan untuk menguji
apakah konsep yang diterima oleh siswa itu benar.
Pelaksaan penelitian ini mengikuti tahap-tahap penelitian tindakan
kelas yang pelaksanaan tindakannya terdiri
atas beberapa siklus. Setiap siklus terdiri atas tahap terdiri ataas
pengamatan, pendahuluan/perencanaan, dan pelaksanaan tindakan. Perencanaan
tindakan, pemberian tindakan, observasi, dan refleksi. Tahap-tahap penelitian
dan masing-masing tindakan terjadi secara berulang dan akhirnya menghasilkan
beberapa tindakan dalam penelitian tindakan kelas.
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilaksanakan secara berdaur
(siklus) ulang. Apabila pada tindakan I sudah bisa mencapai tujuan yang
diinginkan maka langsung dapat ditarik kesimpulan, tetapi jika masih ada
perbaikan, atau metode yang digunakan tidak berhasil maka dilanjutkan dengan
tindakan selanjutnya.
c.
Pemantauan
dan Evaluasi
Setelah tindakan dilakukan, peneliti melakukan pemantauan dan
evaluasi secara komprehensif terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan
instrumen pengumpul data yang telah disediakan sehingga diperoleh data empiris
pelaksanaan pembelajaran, kendala yang dihadapi, serta kesempatan dan peluang
yang berkaitan dengan media pembelajaran.
d.
Analisis
Data
Teknik analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi
data, paparan data, dan penyimpulan data. Reduksi data adalah proses penyederhanaan
data diperoleh melalaui pengamatan dengan cara memilih data sesuai dengan
kebutuhan penelitian. Dari pemilihan data tersebut, kemudian dipaparkan lebih
sederhana menjadi paparan yang berurutan berupa paparaan data dan akhirnya
ditarik kesimpulan dalam bentuk
pernyataan kalimat yang singkat dan padat, tetapi mengandung pengertian yang
luas. Data yang akan dianalisis selanjutnya diolah melalui tahapan sebagai
berikut:
1.
Seleksi
data
2.
Pengoreksian
data
3.
Pembobotan
data, dan
4.
Penyimpulan
data.
e.
Refleksi
Setelah pengamatan selesai dilakukan, kemudian peneliti bersama
teman sejawat melakukan kegiatan refleksi pada akhir tiap tindakan. Pada
kegiatan refleksi, peneliti dan teman sejawat mendiskusikan hasil pengamatan
tindakan yang dilaksanakan. Hal-hal yang dibahas adalah (1) analisis tentang
tindakan yang dilakukan, dan (2) melakukan intervensi, pemaknaan dan
penyimpulan data yang telah diperoleh, serta melihat hubungan dengan teori dan
rencana yang telah ditetapka.
BAB. IV
MELAKSANAKAN DAN MENGOBSERVASI TINDAKAN
Pelaksanaan tindakan hendaknya dituntun oleh rencana tindakan yang
telah dibuat. Akan tetapi, perlu diingat juga bahwa tindakan itu tidak secara
mutlak dikendalikan oleh rencana, mengingat dinamika proses pembelajaran di
kelass guru menuntut atau melakukan penyesuaian. Oleh karena itu, guru perlu
bersikap fleksibel dan siap mengubah rencana tindakan sesuai dengan keadaan
yang ada. Semua perubahan/penyesuaian yang terjadi perlu dicatat kelak harus
dilaporkan. Dalam tahap pelaksanaan tindakan, guru berperan sebagai pengajar
dan pengumpul data, baik melalui pengamatan langsung maupun melalui telaah
dokumen, bahkan juga melalui wawancara dengan siswa setelah pembelajaran
selesai. Guru juga dapat meminta bantuan kolega guru lainnya untuk melakukan
pengamatan selamaa guru melakukan tindakan perbaikan.
Observasi tindakan kelas berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh
tindakan dan prosesnya. Observasi berorientasi ke depan tetapi meberikan dasar
bagi refleksi sekarang.
Hal-hal yang diamati dalam tindakan kelas adalah (a) prose
tindakannya, (b) pengaruh tindakan (yang disenganja dan tidak disengaja), (c)
keadaan dan kendala tindakan, (d) bagaimana keadaan dan kendala tersebut
menghambat atau mempermudah tindakan yang telah direncanakan dan pengaruhnya
serta (e) persoalan lain yang timbul.
Bentuk dan alat observasi dapat berupa pedoman observasi belajar
menagajar, soal tes,, format penilaian kepuasan (angket), umpan balik siswa,
perekam elektronik dan sejenisnya, bergantung pada tujuan dan tipe observasi.
Adapun metode observasi yang dapat diterapkan yaitu, terbuka,
terfokus, terstruktur dan sistematis. Untuk teknik yang dapat digunakan untuk
melakukan pemantauan dalam penelitian tindakan kelas adalah catatan anekdot,
catatan lapangan, analisis dokumen, catatan harian, kartu cuplikan butir,
portofolio, angket, wanacara, metode sosiometrik, jadwal dan daaftar tilik (checklist)
interaksi, rekaman pita, rekaman video, foto dan slide, penampilan subjek pada
kegiatan penilaian.
BAB
V
MENGANALISIS
DAN MEREFLEKSI HASIL TINDAKAN
Hasil observasi yang telah dilakukan dalam PTK pada dasarnya
merupakan data penelitian tindakan. Data penelitian tindakan dapat difungsikan
sebagai landasan refleksi.
Data peenelitian tindakan diperoleh dari hasil observasi situasi
nyata pelaksanaan tindakan dan seluruh unsur-unsur yang ada. Data tersebut
dapat berupa semua catatan tentang hasil amatan.
Analisis data pada dasarnya adalah upaya memilih, memilah,
membuang, dan menggolongkan data.
Secara teknis, langkah yang dilakukan adalah (1) mengidentifikasi
data yang ditemukan, (2) menentukan pola data yang ada dan (3)
menginterpretasikannya.
Dalam menganalis data yang kompleks, anda menggunakan analisis
kualitatif dengan teknik analisis interaktif, yaitu teknis analisis yang
terdiri atas tiga komponen kegiatan yang saling terkait, yaitu reduksi data,
paparan data, dan penarikan kesimpulan.
Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,
menyderhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data ‘mentah’ yang ada dalam
catatan lapangan.
Paparan data adalah penjabaran data sedemikian rupa sehingga dapat
dipahami secara jelas. Beberapa data dapat berbentuk narasi yang diikuti dengan
matriks, grafik, dan/atau diagram.
Penarikan kesimpulan merupakan upaya memberikan penilaian atau
interpretasi berdasarkan paparan data yang telah dilakukan. Analisis data
dilakukan sepanjang proses pelaksanaan tindakan penelitian.
Setelah peniltian tindakan data dilaksanakan maka tahap selanjutnya
adalah refleksi. Refleksi adalah mengulas data secara kritis, terutama
yangberkaitan dengan perubahan yang terjadi pada tindakan kelas, baik pada diri
siswa, suasana kelas, maupun pada diri guru. Lewat refleksi dapat diingat dan
direnungi kembali suatu tindakan persis yang telah dicatat dalam observasi.
Dalam melakukan refleksi sebaiknya diadakan diskusi untuk
menghasilkan rekonstruksi makna situasi pembelajaran kelas yang telah dilakukan
dan memberikan dasar perbaikan rencana siklus berikutnya.
BAB
VI
MENYUSUN LAPORAN PTK
Setelah
melaksanakan tindakan kelas, mengobservasi, menganalisis, dan merefleksikannya,
kegiatan berikutnya adalah melaporkannya. Pelaporan ini dimaksudkan agar PTK
yang dilakukan dapat diketahui oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Suatu
penelitian akan bermakna jika hasilnya dilaporkan secara memadai melalui
laporan penelitian.
Secara
umum laporan penelitian pada hakikatnya berisi tiga hal pokok, yaitu bagian
awal, bagian isi atau tubuh laporan dan bagian akhir.
1.
Bagaian
awal laporan PTK terdiri atas:
a.
Halaman
judul
b.
Halaman
pengesahan
c.
Kata
pengantar
d.
Daftar
isi
e.
Daftar
tabel (jika ada)
f.
Daftar
grafik (jika ada)
g.
Daftar
gambar (jika ada)
h.
Daftar
lambang/singkatan jika ada)
i.
Daftar
lampiran
2.
Bagian
isi atau tubuh berisi atas:
Bagian
ini terdiri atas empat , yakni:
a.
Bab
I Pendahuluan yang meliputi:
1)
Latar
belakang masalah
2)
Rumusan
masalah
3)
Tindakan
yang dipilih
4)
Tujuan
5)
Lingkup
penelitian
6)
Manfaat
atau signifikansi penelitian
b.
Bab
II Kajian teori
Dalam bagian ini perlu dipaparkan secara ringkas, tetapi tajam
tentang kajian dan berbagai bahan pustaka yang relevan yang dapat mendukung
kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang dilontarkan oleh peneliti.
c.
Bab
III Prosedur penelitian tindakan
Dalam bagian ini terdapat subbab (a) setting penelitian, dan (b)
prosedur penelitian.
d.
Bab
IV Hasil penelitian dan pembahasan
Pada bagian ini berisi sajian hasil penelitian atau temuan
penelitian setelah tindakan diterapkan, baik terkait sdengan tindakan guru
maupun kegiatan siswa. Pembahasana hendaknya dapat memberikan penjelasan
tentang kegagalan atau keberhasilan tndakan yang telah dilakukan dalam
penelitian tersebut.
e.
Bab
IV Simpulan dan saran
Bagian ini berisi dua subbagian, yakni simpulan dan saran. Dalam
kegiatan simpulan peneliti menyimpulkan hasil penelitian secara lengkap sesuai
dengan masalah yang diteliti. Simpulan tidak boleh menyimpang dari masalah yang
diangkat dalam penelitian.
Adapun saran yang disampaikan peneliti selayaknya juga tetap
mengacu pada permasalahan serta simpulan. Saran dapat berupa penerapan hasil
penelitian dan kemungkinan penelitian lanjutan di masa yang akan datang. Saran
dapat juga berisi rekomendasi
3.
Bagian
akhir laporan terdiri atas Daftar pustaka dan lampiran.
Laporan PTK dapat bergam bentuk atau formatnya . hal ini sangat
tergantung pada tuntutan lembaga sponsor yang mendukung. Meski beragam bentuk
dan formatnya namun secara mendasar laporan PTK sama dalam hal tuntutan isi,
struktur dan bahasannya sebagimana diuraikan di atas.
1 Komentar:
pak penulis bukunya siapa ya?
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda