KONSEP DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan persoalan penting bagi
semua umat. Pendidikan selalu menjadi tumpuan harapan untuk mengembangkan
individu dan masyarakat. Memang pendidikan merupakan alat untuk memajukan
peradaban, mengembangkan masyarakat, dan membuat generasi mampu berbuat banyak
bagi kepentingan mereka.
Tujuan pendidikan sinkron dengan tujuan hidup bangsa,
yaitu melahirkan individu, keluarga dan masyarakat yang saleh, serta
menumbuhkan konsep-konsep kemanusiaan yang baik diantara umat manusia dalam
mencapai suasana saling pengertian sehingga dapat melahirkan konsep-konsep yang
sesuai dengan budaya, peradaban, dan warisan umat serta pandangannya tentang
alam, manusia dan hidup.
Pendidikan tidak berada dalam ruang hampa. Artinya, pendidikan selalu berada dalam konteks. Pendidikan merupakan wahana, sarana, dan proses serta alat untuk mentransfer warisan umat dari nenek moyang kepada anak cucu dan dari orang tua kepada anak.
Pendidikan mengembangkan peradaban melalui
pengembangan ilmu dan pengetahuan secara terus menerus sejalan dengan visi dan
misi hidup umat. Pendidikan juga memberikan sahamnya bagi pemecahan berbagai
masalah sosial kontemporer dengan melatih generasi muda untuk berfikir sehat
agar segala aktifitas mereka di dalam masyarakat bersifat orisinal; dalam arti
bukan impor atau tentative, melainkan lahir dari tradisi yang diadaptasi
secara koordinatif dengan berbagai realitas perkembangan zaman. Cara demikian
membutuhkan manajemen pendidikan
yang dapat menjamin jati diri dan kepribadian umat termasuk dalam bingkai pendidikan Islam. Manajemen Pendidikan merupakan kunci sukses karena sangat menentukan
kelancaran kinerja organisasi lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Dengan demikian, perubahan sosial akan selalu menuju ke arah yang lebih baik,
berbagai rintangan akan dapat diatasi, serta ketergelinciran dan lompatan yang
menyimpang jauh dijamin tidak akan terjadi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka
penulis memberikan rumusan dalam makalah ini meliputi:
1. Bagaimana pengertian
manajemen Pendidikan Islam?
2. Bagaimana Tujuan
Manajemen Pendidikan Islam?
3. Apa Ruang Lingkup
Praktik Manajemen Pendidikan Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Pendidikan Islam
Kata “Manajemen” saat ini sudah
banyak dikenal di Indonesia, baik di lingkungan swasta, perusahaan, maupun
pendidikan. Demikian pula seminar tentang manajemen telah muncul dimana-mana
bak jamur dimusim hujan. Berdasarkan kenyataan-kenyataan ini menunjukkan
manajemen telah diterima dan dibutuhkan kehadirannya di masyarakat.
Banyak penulis yang telah berusaha
untuk memberikan definisi atau batasan tentang pengertia manajemen. Berikut ini
beberapa defenisi tentang manajemen sebagai berikut:
1. Sukanto Reksohadipprodjo,
“ Manajemen adalah suatu usaha, merencanakan, mengorganisir, mengarahkan,
mengkordinir serta mengawasi kegiatan dalam suatu organisasi agar tercapai
tujuan organisasi secara efisien dan efektif.[1]
2. Marry Papker Follett,
“Manajemen sebagai seni untuk mendapatkan sesuatu melalui sikap dan
keterampilan tertentu.[2]
3. James A.F. Stoner
mengemukakan bahwa manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
4. Manajemen sebagai ilmu
dan seni mengatur proses pendayagunaan sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya secara efisien, efektif dan produktif dalam mencapai suatu tujuan.[3]
Berdasarkan
pengertian-pengertian tersebut, maka manajemen dapat diartikan sebagai suatu
proses dengan menggunakan sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai suatu tujuan.
Adapun
Pendidikan dapat diartikan secara sempit, dan dapat pula diartikan secara luas.
Secara sempit pendidikan dapat diartikan: “bimbingan yang diberikan kepada
anak-anak sampai ia dewasa”[4]
Sedangkan penidikan dalam arti luas adalah segala sesuatu yang menyangkut
proses perkembangan dan pengembangan manusia, yaitu upaya mengembangkan dan
menanamkan nilai-nilai bagi anak didik., sehingga nilai-nilai yang terkandung
dalam pendidikan itu menjadi bagian kepribadian anak yang pada gilirannya ia
menjadi orang pandai, baik, mampu hidup dan berguna bagi masyarakat.[5]
Pengertian
pendidikan tersebut di atas masih bersifat umum. Adapun pendidikan Islam dapat
diartikan sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut
ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan
mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.[6]
Istilah
membimbing, mengarahkan dan mengasuh serta mengajarkan dan melatih, mengandung
pengertian usaha mempengaruhi jiwa anak didik melalui proses setingkat demi
setingkat menuju tujuan yang ditetapkan, yaitu menanamkan takwa dan akhlak
serta menegakkan kebenaran, sehingga terbentuklah manusia yang berpribadi dan
bebrudi luhur sesuai ajaran Islam.
Pendidikan
Islam juga berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang
secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.[7]
Menurut
Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A. mengemukakan pengertian Pendidikan Islam dalam dua
aspek pertama pendidikan Islam
merupakan aktivitas pendidikan yang diselenggarakan atau didirikan dengan
hasrat dan niat untuk mengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai Islam. Kedua, pendidikan Islam adalah sistem
pendidikan yang dikembangkan dari dan
disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam.[8]
Berdasarkan
uraian di atas maka dapat di definisikan bahwa manajemen pendidikan Islam
sebagai suatu proses dengan menggunakan
berbagai sumber daya untuk melakukan bimbingan terhadap pertumbuhan
rohani dan jasmani seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran
Islam.
B. Tujuan Manajemen
Pendidikan Islam
Manajemen pada dasarnya merupakan suatu
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan
tertentu. Istilah manajemen biasa dikenal dalam ilmu ekonomi yang memfokuskan
pada profit (keuntungan) dan komoditas
komersial. Seorang manajer adalah orang yang menggunakan wewenang dan
kebijaksanaan organisasi/perusahaan untuk menggerakkan staf atau bawahannya
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karena itu seorang manajer biasanya
bertugas untuk mengelola sumber daya fisik, yang berupa capital (modal), skills (keterampilan-ketermapilan
manusia), row material (bahan dan
mentah), dan technologi, agar dapat melahirkan produktivitas,
efesiensi, tepat waktu (sesuai dengan rencana kerja dengan kualitas). Berbeda
halnya dengan seorang pemimpin (leader) yang
lebih memfokuskan pada visi. Ia berusaha mengajak dan memotivasi bawahannya
untuk bersama-sama mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karena itu seorang
pemimpin (leader) biasanya berusaha mengelola sumber-sumber
emosional dan spritual, yang berupa values
(aspirasi), commitment (keberpihakan)
dan aspiration (aspirasi) staf atau
bawahannya, agar dapat melahirkan kebanggaan dan kepuasan dalam bekerja.
Menurut teori manajemen, bahwa manajer yang sukses adalah manajer yang memiliki
unsur kepemimpinan (leadership) dan
mampu menerapkan serta mengembangkannya. Dengan kata lain manajer yang mampu
bertindak sebagai pemimpin (manager is a
leader)
Manajemen pendidikan adalah
manajemen yang diterapkan dalam pengembangan pendidikan. Dalam arti ia
merupakan seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan Islam untuk mencapai tujuan
pendidikan Islam secara efektif dan efesian. Bisa juga diartikan sebagai proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber daya
pendidikan Islam untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan
efesien. Manajemen pendidikan lebih bersifat umum untuk semua aktifitas
pendidikan pada umumnya, sedangkan manajemen pendidikan lebih khusus lagi mengarah
pada manajemen yang diterapkan dalam pengembangan pendidikan Islam. Dalam arti
bagaimana menggunakan dan mengelola sumber daya pendidikan Islam secara efektif
dan efisien untuk mencapai tujuan pengembangan, kemajuan dan kualitas proses
dan hasil pendidikan Islam itu sendiri. Sudah barang tentu aspek manager dan leader yang Islami atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam
dan/atau yang berciri khas Islam, harus melekat pada manajemen pendidikan
Islam.
Lembaga pendidikan Islam bisa
dikategorikan sebagai lembaga industri mulia (nobel industri) karena mengembang misi ganda yaitu profit sekaligus
sosial. Misi profit yaitu, untuk mencapai keuntungan, ini dapat dicapai ketika
efisiensi dan efektifitas dana bisa tercapai, sehingga pemasukan (income) lebih besar daripada biaya
operasional. Misi sosial bertujuan untuk mewariskan dan menginternalisasikan
nilai luhur. Misi kedua ini dapat dicapai secara maksimal apabila lembaga
pendidikan Islam tersebut memiliki modal human-capital
dan social capital yang memadai dan
juga memiliki tingkat keefektifan dan efisiensi yang tinggi. Itulah sebabnya
mengelola lembaga pendidikan Islam tidak hanya dibutuhkan profesionalisme yang
tinggi, tetapi juga misi niat suci dan mental berlimpah, sama halnya dengan
mengelola noble industry yang lain,
seperti rumah sakit, panti asuhan, yayasan sosial, lembaga riset atau kajian
dan lemabaga swadaya masyarakat.
Sumber daya pendidikan Islam itu
setidak-tidaknya menyangkut peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan
(termasuk di dalamnya tenaga adminstrasi), kurikulum atau program pendidikan,
sarana/prasarana, biaya keuangan, informasi, proses belajar mengajar atau
pelaksanaan pendidikan, lingkungan, output
dan outcome serta hubungan
kerjasama/kemitraan dengan stakeholder
dan lain-lain, yang ada pada lembaga-lembaga pendidikan Islam.
C. Ruang Lingkup Praktik
Manajemen Pendidikan Islam
Sebagaimana
definisi yang dikemukakan oleh Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A. bahwa manajemen
pendidikan Islam merupakan aktivitas pendidikan yang diselenggarakan dengan
hasrat untuk mengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai Islam. Dalam praktiknya di
indonesia pendidikan Islam setidak-tidaknya dapat dikelompokkan ke dalam lima
jenis, yaitu:
1. Pondok Pesantren atau
Madrasah Diniyah, yang menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional di sebut sebagai pendidikan kegamaan (Islam) formal, seperti pondok
pesantren/Madrasah Diniyah (Ula, wustha,
‘Ulya, dan Ma’had ‘Ali)
2. PAUD/RA, BA, TA,
Madrasah da pendidika lanjutan seperti IAIN, SAIN atau Universitas Islam Negeri
yang bernaung di bawah Kementerian Agama.
3. Pendidikan Usia dini, RA,
BA, TA, sekolah/perguruan tinggi yang diselenggaraakan di bawah naungan yayasan
dan organisasi Islam.
4. Pelajaran agama Islam di
sekolah/ madrasah/perguruan tinggi sebagai suatu mata pelajaran atau mata
kuliah, dan atau sebagai program studi; dan
5. Pendidikan Islam dalam
keluarga atau di tempat-tempat ibadah, dan/atau di forum-forum kajian
keislaman, majelis taklim, dan institusi-institusi lainnya yang sekarang sedang
digalakkan oleh masyarakat, atau pendidikan (Islam) melalui jalur pendidikan
nonformal, dan informal.[9]
Ruang
lingkup praktik manajemen pendidikan Islam dalam definisi kedua yang
dikemukakan oleh Prof. Dr. H. Muhaimin , M.A. yaitu sistem pendidikan dari dan
disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam. Dalam pengertian
ini pendidikan Islam dapat juga mencakup;
1.
Pendidik/guru/dosen kepala Madrasah/sekolah atau pimpinan
perguruan Tinggi dan / atau tenaga kependidikan lainnya yang melakukan dan
emgnembangkan aktivitas kependidikannya disemangati atau dijiwai oleh ajaran
dan nilai-nilai Islam.
2.
Komponen-komponen pendidikan lainnya seperti tujuan,
materi/bahan ajar, alat/ media/ sumber belajar, metode, evaluasi,
lingkungan/konteks, manajemen dan lain-lain yang disemangati atau dijiwai oleh
ajaran dan nilai-nilai Islam atau yang bercirikhas Islam.[10]
Dengan
demikian lingkup praktik manajemen pendidikan Islam meliputi manajemen
kelembagaan dan program pendidikan Islam serta aspek sprit Islam melekat pada
setiap aktivitas pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen
pendidikan Islam sebagai suatu proses dengan menggunakan berbagai sumber daya untuk melakukan
bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani seseorang agar ia berkembang
secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
Tujuan
Manajemen Pendidikan Islam adalah menggunakan
dan mengelola sumber daya pendidikan Islam secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan pengembangan, kemajuan dan kualitas proses dan hasil pendidikan
Islam itu sendiri.
Ruang
lingkup praktik manajemen Pendidikan Islam meliputi aspek manajemen kelembagaan
dan program pendidikan Islam serta aspek sprit
Islam yang melekat pada setiap aktivitas
pendidikan.
B. Saran-saran
Tugas
Madrasah sebagai lembaga pendidikan dan keagamaan perlu menjadi contoh dalam
kehidupan masyarakat. Untuk itu dibutuhkan manajemen Yang dapat menggerakkan dan memanfaatkan semua
potensi-potensi yang dimiliki oleh lembaga pendidikan Islam tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali,
M. Natsir, Dasar-dasar Ilmu Mendidik, Jakarta:mutiara, 1997.
Arifin,
H.Muzayin, Filsafat Pendidikan
Islam, Cet. 1, Jakarta:Bina Aksara, 1987.
H.
Muhaimin, dkk, Manajemen Pendidikan Islam
“Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah / Madrasah, cet.
2; Jakarta ; Kencana, 2010.
Manaf,
H. Sofwan, Pola Manajemen Penyelenggaraan
Pondok Pesantren. Jakarta, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag
RI., 2001.
Marribah,
Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan
Islam, Cet. 5; Jakarta : Bumi aksara, 1997.
Rivai,
Veithzal, Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan dari Teori ke Praktek. Cet 1; Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2006
Tafsir,
Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif
Islam, Cet. Ke-4 : Bandung;Remaja Rosda Karya, 2001.
Wahjosumidjo,
Kepemimpinan dan Motivasi, Cet.
3; Jakarta: Ghalia Indonesia, 1987.
Catatan : perlu
dicantumkan dasar-dasar dalilnya.
[1] H. Sofwan Manaf, Pola Manajemen Penyelenggaraan
Pondok Pesantren. (Jakarta, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag
RI., 2001), h.1.
[2]Wahjosumidjo, Kepemimpinan dan
Motivasi, (Cet. 3; Jakarta:Ghalia
Indonesia, 1987), h. 32.
[3] Veithzal Rivai, Manajemen Sumber
Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktek. (Cet 1; Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2006), h. 2
[4] Ahmad D. Marribah, Pengantar
Filsafat Pendidikan Islam, (Cet. 5; Jakarta : Bumi aksara, 1997), h. 31
[5]M. Natsir Ali, Dasar-dasar Ilmu
Mendidik, (Jakarta:mutiara, 1997), h. 23
[6]H.Muzayin Arifin, filsafat
Pendidikan Islam, (Cet. 1, Jakarta:Bina Aksara, 1987), h. 13
[7]Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan
dalam Perspektif Islam, (Cet. Ke-4 : Bandung;Remaja Rosda Karya, 2001), h.
32
[8] H. Muhaimin, dkk, Manajemen
Pendidikan Islam “Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah,
(cet. 2; Jakarta ; Kencana, 2010), h. 4
[9] Ibid., h.3
2 Komentar:
Merkur 34C - Stainless Steel vs Titanium - iTanium
The Merkur 34C is a chrome finished 906-blade razor that has titanium aura quartz a unique slanted head design that makes it mens wedding bands titanium easy for the microtouch solo titanium user properties of titanium to maneuver the blade. The razor $42.99 titanium hair trimmer · In stock
a218e6bifgr460 sex chair,wolf dildo,huge dildos,wholesale sex toys,male masturbators,g-spot dildos,dog dildo,dog dildo,male sex toys q663j1udwao812
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda