Rabu, 14 Maret 2012

KONSEP DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua umat. Pendidikan selalu menjadi tumpuan harapan untuk mengembangkan individu dan masyarakat. Memang pendidikan merupakan alat untuk memajukan peradaban, mengembangkan masyarakat, dan membuat generasi mampu berbuat banyak bagi kepentingan mereka.
            Tujuan pendidikan sinkron dengan tujuan hidup bangsa, yaitu melahirkan individu, keluarga dan masyarakat yang saleh, serta menumbuhkan konsep-konsep kemanusiaan yang baik diantara umat manusia dalam mencapai suasana saling pengertian sehingga dapat melahirkan konsep-konsep yang sesuai dengan budaya, peradaban, dan warisan umat serta pandangannya tentang alam, manusia dan hidup.


 
            Pendidikan tidak berada dalam ruang hampa. Artinya, pendidikan selalu berada dalam konteks. Pendidikan merupakan wahana, sarana, dan proses serta alat untuk mentransfer warisan umat dari nenek moyang kepada anak cucu dan dari orang tua kepada anak.
Pendidikan mengembangkan peradaban melalui pengembangan ilmu dan pengetahuan secara terus menerus sejalan dengan visi dan misi hidup umat. Pendidikan juga memberikan sahamnya bagi pemecahan berbagai masalah sosial kontemporer dengan melatih generasi muda untuk berfikir sehat agar segala aktifitas mereka di dalam masyarakat bersifat orisinal; dalam arti bukan impor atau tentative, melainkan lahir dari tradisi yang diadaptasi secara koordinatif dengan berbagai realitas perkembangan zaman. Cara demikian membutuhkan manajemen pendidikan yang dapat menjamin jati diri dan kepribadian umat termasuk dalam bingkai pendidikan Islam. Manajemen Pendidikan merupakan kunci sukses karena sangat menentukan kelancaran kinerja organisasi lembaga pendidikan yang bersangkutan. Dengan demikian, perubahan sosial akan selalu menuju ke arah yang lebih baik, berbagai rintangan akan dapat diatasi, serta ketergelinciran dan lompatan yang menyimpang jauh dijamin tidak akan terjadi.

B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis memberikan rumusan dalam makalah ini meliputi:
1.    Bagaimana pengertian manajemen Pendidikan Islam?
2.    Bagaimana Tujuan Manajemen Pendidikan Islam?
3.    Apa Ruang Lingkup Praktik Manajemen Pendidikan Islam?





BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Manajemen Pendidikan Islam
            Kata “Manajemen” saat ini sudah banyak dikenal di Indonesia, baik di lingkungan swasta, perusahaan, maupun pendidikan. Demikian pula seminar tentang manajemen telah muncul dimana-mana bak jamur dimusim hujan. Berdasarkan kenyataan-kenyataan ini menunjukkan manajemen telah diterima dan dibutuhkan kehadirannya di masyarakat.
            Banyak penulis yang telah berusaha untuk memberikan definisi atau batasan tentang pengertia manajemen. Berikut ini beberapa defenisi tentang manajemen sebagai berikut:
1.    Sukanto Reksohadipprodjo, “ Manajemen adalah suatu usaha, merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkordinir serta mengawasi kegiatan dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.[1]
2.    Marry Papker Follett, “Manajemen sebagai seni untuk mendapatkan sesuatu melalui sikap dan keterampilan tertentu.[2]
3.    James A.F. Stoner mengemukakan bahwa manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4.    Manajemen sebagai ilmu dan seni mengatur proses pendayagunaan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efisien, efektif dan produktif dalam mencapai suatu tujuan.[3]
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses dengan menggunakan  sumber daya manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai suatu tujuan.
Adapun Pendidikan dapat diartikan secara sempit, dan dapat pula diartikan secara luas. Secara sempit pendidikan dapat diartikan: “bimbingan yang diberikan kepada anak-anak sampai ia dewasa”[4] Sedangkan penidikan dalam arti luas adalah segala sesuatu yang menyangkut proses perkembangan dan pengembangan manusia, yaitu upaya mengembangkan dan menanamkan nilai-nilai bagi anak didik., sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan itu menjadi bagian kepribadian anak yang pada gilirannya ia menjadi orang pandai, baik, mampu hidup dan berguna bagi masyarakat.[5]
Pengertian pendidikan tersebut di atas masih bersifat umum. Adapun pendidikan Islam dapat diartikan sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.[6]
Istilah membimbing, mengarahkan dan mengasuh serta mengajarkan dan melatih, mengandung pengertian usaha mempengaruhi jiwa anak didik melalui proses setingkat demi setingkat menuju tujuan yang ditetapkan, yaitu menanamkan takwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran, sehingga terbentuklah manusia yang berpribadi dan bebrudi luhur sesuai ajaran Islam.
Pendidikan Islam juga berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.[7]
Menurut Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A. mengemukakan pengertian Pendidikan Islam dalam dua aspek pertama pendidikan Islam merupakan aktivitas pendidikan yang diselenggarakan atau didirikan dengan hasrat dan niat untuk mengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai Islam. Kedua, pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang dikembangkan dari  dan disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam.[8]
Berdasarkan uraian di atas maka dapat di definisikan bahwa manajemen pendidikan Islam sebagai suatu proses dengan menggunakan  berbagai sumber daya untuk melakukan bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.

B. Tujuan Manajemen Pendidikan Islam
            Manajemen pada dasarnya merupakan suatu penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu. Istilah manajemen biasa dikenal dalam ilmu ekonomi yang memfokuskan pada profit (keuntungan) dan komoditas komersial. Seorang manajer adalah orang yang menggunakan wewenang dan kebijaksanaan organisasi/perusahaan untuk menggerakkan staf atau bawahannya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karena itu seorang manajer biasanya bertugas untuk mengelola sumber daya fisik, yang berupa capital (modal),  skills (keterampilan-ketermapilan manusia), row material (bahan dan mentah), dan technologi,  agar dapat melahirkan produktivitas, efesiensi, tepat waktu (sesuai dengan rencana kerja dengan kualitas). Berbeda halnya dengan seorang pemimpin (leader) yang lebih memfokuskan pada visi. Ia berusaha mengajak dan memotivasi bawahannya untuk bersama-sama mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karena itu seorang pemimpin (leader)  biasanya berusaha mengelola sumber-sumber emosional dan spritual, yang berupa values (aspirasi), commitment (keberpihakan) dan aspiration (aspirasi) staf atau bawahannya, agar dapat melahirkan kebanggaan dan kepuasan dalam bekerja. Menurut teori manajemen, bahwa manajer yang sukses adalah manajer yang memiliki unsur kepemimpinan (leadership) dan mampu menerapkan serta mengembangkannya. Dengan kata lain manajer yang mampu bertindak sebagai pemimpin (manager is a leader)
            Manajemen pendidikan adalah manajemen yang diterapkan dalam pengembangan pendidikan. Dalam arti ia merupakan seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan Islam untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efesian. Bisa juga diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber daya pendidikan Islam untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efesien. Manajemen pendidikan lebih bersifat umum untuk semua aktifitas pendidikan pada umumnya, sedangkan manajemen pendidikan lebih khusus lagi mengarah pada manajemen yang diterapkan dalam pengembangan pendidikan Islam. Dalam arti bagaimana menggunakan dan mengelola sumber daya pendidikan Islam secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pengembangan, kemajuan dan kualitas proses dan hasil pendidikan Islam itu sendiri. Sudah barang tentu aspek manager dan leader yang Islami atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam dan/atau yang berciri khas Islam, harus melekat pada manajemen pendidikan Islam.
            Lembaga pendidikan Islam bisa dikategorikan sebagai lembaga industri mulia (nobel industri) karena mengembang misi ganda yaitu profit sekaligus sosial. Misi profit yaitu, untuk mencapai keuntungan, ini dapat dicapai ketika efisiensi dan efektifitas dana bisa tercapai, sehingga pemasukan (income) lebih besar daripada biaya operasional. Misi sosial bertujuan untuk mewariskan dan menginternalisasikan nilai luhur. Misi kedua ini dapat dicapai secara maksimal apabila lembaga pendidikan Islam tersebut memiliki modal human-capital dan social capital yang memadai dan juga memiliki tingkat keefektifan dan efisiensi yang tinggi. Itulah sebabnya mengelola lembaga pendidikan Islam tidak hanya dibutuhkan profesionalisme yang tinggi, tetapi juga misi niat suci dan mental berlimpah, sama halnya dengan mengelola noble industry yang lain, seperti rumah sakit, panti asuhan, yayasan sosial, lembaga riset atau kajian dan lemabaga swadaya masyarakat.
            Sumber daya pendidikan Islam itu setidak-tidaknya menyangkut peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan (termasuk di dalamnya tenaga adminstrasi), kurikulum atau program pendidikan, sarana/prasarana, biaya keuangan, informasi, proses belajar mengajar atau pelaksanaan pendidikan, lingkungan, output dan outcome serta hubungan kerjasama/kemitraan dengan stakeholder dan lain-lain, yang ada pada lembaga-lembaga pendidikan Islam.
C.   Ruang Lingkup Praktik Manajemen Pendidikan Islam
Sebagaimana definisi yang dikemukakan oleh Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A. bahwa manajemen pendidikan Islam merupakan aktivitas pendidikan yang diselenggarakan dengan hasrat untuk mengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai Islam. Dalam praktiknya di indonesia pendidikan Islam setidak-tidaknya dapat dikelompokkan ke dalam lima jenis, yaitu:
1.    Pondok Pesantren atau Madrasah Diniyah, yang menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional di sebut sebagai pendidikan kegamaan (Islam) formal, seperti pondok pesantren/Madrasah Diniyah (Ula, wustha, ‘Ulya, dan Ma’had ‘Ali)
2.    PAUD/RA, BA, TA, Madrasah da pendidika lanjutan seperti IAIN, SAIN atau Universitas Islam Negeri yang bernaung di bawah Kementerian Agama.
3.    Pendidikan Usia dini, RA, BA, TA, sekolah/perguruan tinggi yang diselenggaraakan di bawah naungan yayasan dan organisasi Islam.
4.    Pelajaran agama Islam di sekolah/ madrasah/perguruan tinggi sebagai suatu mata pelajaran atau mata kuliah, dan atau sebagai program studi; dan
5.    Pendidikan Islam dalam keluarga atau di tempat-tempat ibadah, dan/atau di forum-forum kajian keislaman, majelis taklim, dan institusi-institusi lainnya yang sekarang sedang digalakkan oleh masyarakat, atau pendidikan (Islam) melalui jalur pendidikan nonformal, dan informal.[9]
Ruang lingkup praktik manajemen pendidikan Islam dalam definisi kedua yang dikemukakan oleh Prof. Dr. H. Muhaimin , M.A. yaitu sistem pendidikan dari dan disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam. Dalam pengertian ini pendidikan Islam  dapat juga mencakup;
1.    Pendidik/guru/dosen kepala Madrasah/sekolah atau pimpinan perguruan Tinggi dan / atau tenaga kependidikan lainnya yang melakukan dan emgnembangkan aktivitas kependidikannya disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam.
2.    Komponen-komponen pendidikan lainnya seperti tujuan, materi/bahan ajar, alat/ media/ sumber belajar, metode, evaluasi, lingkungan/konteks, manajemen dan lain-lain yang disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam atau yang bercirikhas Islam.[10]
Dengan demikian lingkup praktik manajemen pendidikan Islam meliputi manajemen kelembagaan dan program pendidikan Islam serta aspek sprit Islam melekat pada setiap aktivitas pendidikan.







BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Manajemen pendidikan Islam sebagai suatu proses dengan menggunakan  berbagai sumber daya untuk melakukan bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
Tujuan Manajemen Pendidikan Islam adalah menggunakan dan mengelola sumber daya pendidikan Islam secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pengembangan, kemajuan dan kualitas proses dan hasil pendidikan Islam itu sendiri.
Ruang lingkup praktik manajemen Pendidikan Islam meliputi aspek manajemen kelembagaan dan program pendidikan Islam serta aspek sprit Islam yang  melekat pada setiap aktivitas pendidikan.
B.     Saran-saran
Tugas Madrasah sebagai lembaga pendidikan dan keagamaan perlu menjadi contoh dalam kehidupan masyarakat. Untuk itu dibutuhkan manajemen Yang dapat menggerakkan dan memanfaatkan semua potensi-potensi yang dimiliki oleh lembaga pendidikan Islam tersebut.



DAFTAR PUSTAKA
Ali,  M. Natsir, Dasar-dasar Ilmu Mendidik, Jakarta:mutiara, 1997.

Arifin, H.Muzayin, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. 1, Jakarta:Bina Aksara, 1987.

H. Muhaimin, dkk, Manajemen Pendidikan Islam “Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah / Madrasah, cet. 2; Jakarta ; Kencana,  2010.

Manaf, H. Sofwan, Pola Manajemen Penyelenggaraan Pondok Pesantren. Jakarta, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag RI.,  2001.

Marribah, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Cet. 5; Jakarta : Bumi aksara, 1997.

Rivai, Veithzal, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktek. Cet 1; Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006

Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Cet. Ke-4 : Bandung;Remaja Rosda Karya, 2001.

Wahjosumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi, Cet. 3;  Jakarta: Ghalia Indonesia, 1987.










Catatan : perlu dicantumkan dasar-dasar dalilnya.


[1] H. Sofwan Manaf, Pola Manajemen Penyelenggaraan Pondok Pesantren. (Jakarta, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag RI.,  2001), h.1.
[2]Wahjosumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi, (Cet. 3;  Jakarta:Ghalia Indonesia, 1987), h. 32.
[3] Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktek. (Cet 1; Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006), h. 2
[4] Ahmad D. Marribah, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Cet. 5; Jakarta : Bumi aksara, 1997), h. 31
[5]M. Natsir Ali, Dasar-dasar Ilmu Mendidik, (Jakarta:mutiara, 1997), h. 23
[6]H.Muzayin Arifin, filsafat Pendidikan Islam, (Cet. 1, Jakarta:Bina Aksara, 1987), h. 13 
[7]Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Cet. Ke-4 : Bandung;Remaja Rosda Karya, 2001), h. 32
[8] H. Muhaimin, dkk, Manajemen Pendidikan Islam “Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah, (cet. 2; Jakarta ; Kencana, 2010), h. 4
[9] Ibid., h.3
[10]Ibid., h. 4

2 Komentar:

Pada 5 Maret 2022 pukul 03.54 , Blogger effiefagin mengatakan...

Merkur 34C - Stainless Steel vs Titanium - iTanium
The Merkur 34C is a chrome finished 906-blade razor that has titanium aura quartz a unique slanted head design that makes it mens wedding bands titanium easy for the microtouch solo titanium user properties of titanium to maneuver the blade. The razor $42.99 titanium hair trimmer · ‎In stock

 
Pada 4 Juli 2022 pukul 23.52 , Blogger latheth mengatakan...

a218e6bifgr460 sex chair,wolf dildo,huge dildos,wholesale sex toys,male masturbators,g-spot dildos,dog dildo,dog dildo,male sex toys q663j1udwao812

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda