Sabtu, 17 Maret 2012

Problematika Pendidikan dan Solusinya


PROBLEMATIKA PENDIDIKAN INDONESIA DAN SOLUSINYA
Oleh : Syamsuddin Rasyid, S.Pd

                Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaan manusia di dunia. Oleh sebab itu, hampir semua Negara menempatkan variabel pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara. Begitu juga Indonesia menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama. Hal ini dapat dilihat dari isi pembukaan UUD 1945 alinea IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
                Akan tetapi fakta berkata lain karena banyak kalangan yang menganggap bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari indicator : Pertama lulusan dari sekolah atau PT yang belum siap memasuki dunia kerja karena kurangnya komptensi yang dimiliki. Menurut pengamat ekonomi Dr. Berry Priyono, bekal kecakapan yang diperoleh dari lembaga pendidikan seringkali hanya terpaku pada teori, sehingga peserta didik kurang inovatif dan kreatif. Kedua Peringkat Human Development Index (HDI) Indonesia masih menempati  peringkat 111 dari 117 negara . Ketiga Laporan International Educational Achievment (IEA)  bahwa kemampuan membaca siswa SD Indonesia berada diurutan 38 dari 39 negara yang disurvei. Keempat,Mutu akademik antar bangsa melalui Pogramme For International Student Assesment (PISA) 2003 menunjukkan bahwa dari 41 negara yang disurvei untuk b idang IPA, Indonesia menempati peringkat ke-38, untuk bidang Matematika dan kemampuan membaca menempati perigkat 39, jika dibandingkan dengan Korea Selatan peringkatnya sangat jauh, untuk bidang IPA menempati peringkat ke-8, membaca peringkat ke-7 dan matematika peringkat ke-3. Laporan World Competitiveness Yerbook tahun 2000, daya saing SDM Indonesia berada pada posisi 46 dari 47 negara yang disurvei. Keenam Posisi PT Indonesia yang dianggap pavorit, seperti UI dan UGM hanya berada pada posisi 61 dan 68 dari 77 PT di Asia (Asiaweek, 2000), Ketujuh ketertinggalan dalam bidang IPTEK dibandingkan dengan Negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand.
                Indikator rendahnya kualitas pendidikan di atas lebih memprihatinkan lagi dengan data Kementerian Pemuda dan Olahrga yang menyatakan bahwa sebanyak 37,06 %, pemuda Indonesia hanya lulus sekolah dasar (SD). Dari 217 Juta penduduk Indonesia jumlah pemuda diperkirakan 97 juta orang . Diasumsikan pemuda adalah mereka yang berusia 15-35 tahun. Dengan kondisi tersebut sulit mengharapkan mereka menjadi agen perubahan social, sebagaimana yang diharapkan masyarakat luas.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 1. Rangking Indonesia berdasarkan HDI dibandingkan beberapa Negara tahun 1995, 2000, 2003 dan 2004

No
Negara
Tahun
1995
2000
2003
2004
1
2
3
4
5
6
Thailand
Malaysia
Philipina
Indonesia
Cina
Vietnam
58
59
100
104
111
120
76
61
77
109
99
108
74
58
85
112
114
109
76
59
83
111
94
112

                Bangsa Indonesia kini sedang dihadapkan pada persoala-persoalan kebangsaan yang sangat krusial dan multidimensial. Hampir semua bidang kehidupan berbangsa, bernegara dan masyarakat mengalami krisis yang berkepanjangan.  Reformasi yang digulirkan bangsa Indonesia melalui gerakan mahasiswa sejak 1998 hingga saat ini belum menuai hasil yang memuaskan. Disana sini masih banyak kita jumpai berbagai masalah dan krisis yang tak kunjung reda. Memang diakui bahwa dampak reformasi telah membuka kran demokrasi yang memberikan kebebasan kepada rakyat untuk menyampaikan aspirasinya. Namun dengan modal kebebasan berpendapat saja tidak cukup untuk memperbaiki tingkat kehidupan masyarakat yang dari hari kehari semakin terpuruk.  Maslah-masalah pokok yang dihadapai bangsa Indonesia seperti kemiskinan, KKN dan kekerasan (baik individu maupun perkelompok) belum dapat terselesaiakn secara maksimal.
                Banyak kalangan yang berpendapat bahwa persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia disebabkan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), bangsa Indonesia yang masih rendah, kualitas SDM yang rendah baik secara akademis maupun nonakademis, menyababkan belum seluruh masyarakat Indonesia dapat berpartisipasi  menyumbangkan potensinya baik potensi fisik maupun nonfisik dalam pelaksanaan pembangunan seuai dengan keahlian dan bidangnya masing-masing. Untuk itu partisipasi masyarakat  dalam pembangunan sangat penting dan diperlukan. Sebab keberhasilan pembangunan hanya dapat tercapai jika masyarkat berpartisipasi aktif dalam seluruh kegiatan pembangunan. Hanya dengan kualitas SDM yang tinggi persoalan-persoalan bangsa Indonesia setahap demi setahap dapat terselesaiakan dengan baik.
                Menilai kualitas SDM suatu bangsa secara umum dapat dilihat dari mutu pendidikan bangsa tersebut.  Sejarah telah membuktikan bahwa kemajuan dan kejayaan suaut bangsa didunia ditentukan oleh pembangunan di bidang pendidikan. Mereka menganggap kebodohan adalah musuh kemajuan dan kejayaan bangsa, oleh karena itu harus diperangi dengan mengadakan revolusi pendidikan. Pengalaman beberapa Negara dapat dijadikan pelajaran. Jepang ketika bangsanya hancur akibat Bom Atom di Horisima dan Nagasaki pada tahun 1945 menerpakan pendekatan pembangunan menuju kejayaan Jepang kembali dengan memprioritaskan pembangunan pendidikan. Pertanyaan Kaisar Jepang dapat dijadikan bukti betapa Jepang sangat menekankan pembangunan pendidikan.  Pada waktu itu Kaisar Jepang bertanya “Berapa jumlah guru yang masih hidup”  Dari peranyaan tersebut dapat ditarik benang merah betapa para pendidik, yakni guru sangat diakui dan dijunjung tinggi dalam konteks kemajuan dan kejayaan bangsa Jepang. Ada keyakinan dari bangsa Jepang bahwa dengan mengedepankan pembangunan pendidikan, maka Jepang akan bangkit kembali menjadi bangsa maju dan Jaya.
                Oleh karena itu dalam rangka melakukan perbaikan dalam bidang pendidikan dan peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan dapat ditempuh melalui program dan kebijakan
1.       Meningkatkan pelaksanaan wajib belajar Sembilan tahun yang bermutu
2.       Memberikan akses yang lebih besar kepada kelompok masyarakat yang selama ini kurang dapat terjangkau oleh layanan pendidikan.
3.       Meningkatakan peenyediaan pendidikan keterampilan dan kewirausahaan atau pendidikan non-formal yang bermutu.
4.       Meningkatkan penyediaan dan pemerataan sarana prasarana pendidikan
5.       Menngkatkan kualifikasi, kompetensi dan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan
6.       Meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan
7.       Menyempurnakan manajemen pendidikan dan meningkatkan partisipasi dalm proses perbaikan mutu pendidikan.
8.       Meningkatkan kualitas kurikulum dan pelaksanaan yang bertujuan membentuk karakter dan kecakapan hidup (Life skill) sehingga peserta didik mampu memecahkan berbagai masalah kehidupan secara kreatif dan menjadi manusia yang inovatif serta produktif.
Sekian




















RETORIKA DA’WAH
(Membangun Komunikasi yang Efektif)[1]
Oleh :
Syamsuddin Rasyid, S.Pd[2]

a.      Pengertian retorika dan komunikasi
Retorika berasal dari bahasa Yunani yaitu “Retho” artinya Seni dan “Richa” berarti berbicara, berkomunikasi, berbahasa.  Sehingga Retorika berarti seni untuk menyampaikan gagasan atau komunikasi dengan pihka lain. Sementara komunikasi itu sendiri secara etimologis berasal dari bahasa latin yaitu cum yang berate bersma dengan serta umus yang berarti satu. Menurut kata kerjanya komunikasi / communicare dalam bahsa inggris berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar,, membicarakan sesuatu dengan orang lain, memberitahukan sesuatu kepada orang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan atau berteman.
Lonman Dictionary of contemporary English memberikan definisi kata Communicate sebagai to make opinions feeling, information etc, know or understood by others komunikasi artinya upaya untuk membuat pendapat, menyatakanperasaan, menyampaikan informasi agar diketahui atau dipahami oleh orang lain. Sementara Dennis Murphy dalam bukunya Better Business Communication menyatakan “Communication is the whole process uswed to reach other minds”  komunikasi adalah seluruh prosese yang dipergunakan untuk mencapai pikiran-pikiran orang lain.
Dalam komunikasi terdapaat tiga unsure yang mutlak harus dipenuhi yaitu :
1.      Komunikator / pengirim.
Komunikator adalah orang yang menyampaikan isi pernyataannya kepada komunikan. Tanggungjawab utama dari seorang komunikator adalah
a.      mengirim pesan dengan jelas
b.      memilih channel/ saluran/media yang cocok untuk mengirim pesan.
c.       Meminta kejelasan bahwa pesan telah diterima dengan baik.
Untuk itu komunikator dalam menyampaikan pesan harus memperhatikan dengan siapa dia berkomunikasi, apa yang akan disampaikan danbagaimana cara menyampaikannya. Dalam menyampaikan pesan komunikator harus menyeseuaikan dengan tingkat pengetahuan pihak yang menerima.
2.      Komunikan / penerima
Komunikan / penerima adalah rekan komunakater dalam komunikasi ia berperan sebagai penerima. Tanggungjawab penerima pesan adala:
a.      Berkonsentrasi pada pesan untuk mengerti dengan baik dan benar akan pesan yang diterima.
b.      Memberikan umpan balik kepada pengirim untuk memastikan pembicara/pengirim bahwa pesan telah diterima dan dimengerti
3.      Media / Saluran
Channel adalah saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator kepada komunikan. Dalam praktek komunikasi media tidak selalu diperlukan oleh oleh komunikator, artinya komunikasi dapat dilakukan secara langsung tanpa medium.
Secara garis besar komunikasi dapat dibagi menjadi komunikasi non-verbal dan verbal
a.      Komunikasi verbal
Dalam komunikasi informasi disampaikan secara verbal atau lisan. Proses penyampaian informasi secara lisan inilah yang dinamaka berbicara. Kualitas proses komunikasi verbal ini seringkali ditentukan oleh intonasi suara dan ekspresi raut muka serta gerkan-gerakn tubuh atau body language. Maksudnya kata-kata yang diucapkan akan lebih jelas apabila disampaikan dengan intonasi suara, mimic dan gerakan-gerakan yang tepat.
b.      Komunikasi non-verbal.
Dalam komunikasi non-verbal informasi disampaikan dengan menggunakan isyarat (gestures), gerak-gerik (movement), seseuatu barang, waktu, cara berpakaian, sesuatu yang dapat menunjukkan suasana hati atau perasaan pada saat tertentu.
Komunikasi non-verbal juga dikatakan sebagai komunikasi bahasa tubuh (Kinesik).
B. Membangun komunikasi yang efektif.
Secara etimologis efektif adalah mencapaisasaran yang diinginkan (Producing desired result), berdampak menyenangkan (having a pleasing effect)  bersifat actual dan nyata (actual and real) .  Dengan demikian komunikasi yang efektif dapat diartikan sebagai penerimaan pesan yang dikirim oleh komunikator kemudian komunikan memberikan respon yang positif sesuai dengan yang diharapkan.
Aspek-aspek komunikasi efektif meliputi :
1.      Kejelasan (Clarity). Bahasa maupun informasi harus jelas jangan mengunakan kata “anu” atau terlalu banyak mengatakan “eee” dan lain-lain.
2.      Ketepatan (accuraty)
3.      Konteks. Bahasa atau informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.
4.      Alur (flow) keruntutan alur bahasa dan informasi akan sangat berarti dalam menjalin komunikasi yang efektif.
5.      Budaya (Culture) aspek ini bukan hanya menyangkut bahasa tetapi juga tatakrama atau etika.
Strategi membangun komunikasi efektif yaitu :
1.      Mengetahui mitra bicara
2.      Mengetahui tujuan
3.      Perhatikan konteks
4.      Pelajari kultur.
5.      Pahami bahasa.
Sebuah riset menunjukkan bahwa dalam komunikasi, keberhasilan menyampaikan informasi 55 % ditentukan leh bahasa tubuh, postur, isyarat dan kontak mata. 38 % ditentukan oleh nada suara dan hanya 7 % saja yang ditentukan oleh kata-kata. (Mechribian dan Ferris seperti yang dikutip oleh O’ Connor dan Seymour).
C. Teknik berbicara efektif
Teknik berbicara yang dapat dilakukan adalah ;
1.      Menarik napas dalam-dalam sebelum memulai berbicara.
2.      Mengatur volume berbicara agar lebih keras dari biasanya agar dapat didengar oleh seluruh audiens.
3.      Meggunakankan kata-kata sehari-hari yang dikenal oleh pendengar.
4.      Layangkan pandangan (kekiri, kekanan atau ketengah) untuk menemukan pendengar yang paling berminat dan bersimpati terhadap pembicaraan kita.
D. Keterampilan berbicara.
Dalam berbicara jangan  menggunakan kata-kata Jargon yaitu kata-kata yang dibuat sendiri untuk kalngan sendiri/ orang-orang tertentu. Untuk menghindari kata-kata jargon dalam komunikasi gunakanlah kata-kata yang pende, sederhana, dan langsung pada sasaran (Keep language,short, simple and to the point – KISS PRINCIPLE)
Teknik yang dapat digunakan dalam meningkatkan efektifitas penampilan berbicara adalah sbb :
1.      Percaya diri
2.      Ucapkan kata-kata dengan jelas dan perlahan-lahan.
3.      Bicara dengan wajar
4.      Atur iram dan tekanan suara, dan jangan monoton.
5.      Menarik napas dalam-dalam sampai 2, 3 kali untuk mengurangi ketegangan.
6.      Hindari sindrom EM, AH, ANU, APA dll.
7.      Membaca paragraph yang dianggap penting dari teks tulisan
8.      Siapakan air minum.
E. Gaya  berbicara
Gaya berbicara adalah cara berbicara yang dapat menimbulkan daya tarik para pendengar yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1.      Gaya berbicara yang menghubungkan suara dan kata-kata atau gaya bahasa yaitu Asidention (bertujuan agar pendengar memperhatikan kalimat seluruhnya), Polisidention bertujuan agar pendengar perhatiannya terarah pada kalimat demi kalimat), Klimaks (bertujuan agar pendengar tertarik atau memperoleh perbandingan yang mendalam), Antiklimaks dan hiperbolabetujuan untuk mensangatkan.
2.      Gaya berbicara denan gerak air muka (Mimik) warna muka merah berarti marah, atau malu, pucat berarti takut.
3.      Gaya berbicara dengan gerak anggota badan (pantomimic) misalnya dengan geleng kepala, angguk kepala.
4.      Gaya berbicara denagn mimic dan pantomimic.
F. Da’wah
Da’wah berasal dari kata da’i yang berarti mengajak, menyampaikan atau ballghah, dan menyeru atau amar ma’ruf nahi mungkar. Dalam Al-Qur’an S. Ali Imran ayat 104 dijelaskan bahwa:



Artinya : Dan hendaklah ada segolongan umat diantara kamu yang menyeru kepada kebaikan menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah kepada kemungkaran, mereka itulah yang termasuk orang-orang yang beruntung (QS. Ali Imran 104)
Dalam konteks inilah seorang Da’I berusaha untuk mengajak seseorang atau orang lain kepada kebaikan dan melarang seseorang bebruat kejahatan. Dalam pengertian ini dapat dipahami bahwa dalam berda’wah baik da’wah bilhal lebih-lebih da’wah bil-lisan yang bertujuan untuk mengajak orang lain kepada kebaikan maka diperlukan suatu strategi sehingga harapan tersebut dapat terwujud.
Tetapi yang terpenting dari hal-hal tersebut di atas seorang Muballigh atau Da’I haruslah menjadi teladan bagi orang-oran yangdiserunya.

“Retorika Da’wah akan berhasil jika para da’I bersungguh-sungguh serta diikuti dengan niat yang ikhlas”
Wasslamu ‘Alaikum Wr. Wb.










MANAJEMEN KEPEMIMPINAN
(Materi Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa oleh HIMA Ekonomi FIS UNM)
Oleh : Syamsuddin Rasyid, S.Pd
            Dalam kerangka perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan, kepemimpinan merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam manejemen organisasi. Maju mundurnya sebuah lembaga organisasi sangat ditentukan oleh leader atau pemimpinnya.
            Di bawah ini disajikan beberapa definisi yang dikutip oleh Fred E. Fiedler dan Martin M. Chemers sebagai berikut:
1.      Leadership is the exercises of authority and the making of decisions (Dubin, 1951)
Kepemimpinan adalah aktivitas para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan.
2.      Leadership is the initiation of acts thet results in a consistent pattern of group interaction directed toward the solution of mutual problems (Humphill, 1954)
Kepemimpinan adalah langkah pertama yang hasilnya berupa pola interaksi kelompok yang konsisten dan bertujuan menyelesaikan problem-problem yang saling berkaitan.
3.      Leadership is the process of influencing group activities toward goal setting and goal achievement (Stogdill, 1948)
Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan.
Dari berbagai batasan kepemimpinan di atas, para ahli manajemen berpendapat bahwa kepemimpinan sebagai suatu konsep manejemen di dalam kehidupan organisasi mempunyai kedudukan strategis karena kepemimpinan merupakan titk sentral dan dinamisator seluruh proses kegiatan organisasi. Sehingga kepemimpinan mempunyai peranan sentral di dalam menentukan dinamikanya sumber-sumber yang ada.
Di samping kedudukannya yang strategis, kepemimpinan mutlak diperlukan. Di mana terjadi interaksi kerjasama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan organisasi. Itulah sebabnya dikatakan orang bahwa kepemimpinan merupakan gejala social dan selalu diperlukan di dalam kehidupan kelompok. Dan esensi daripada kepemimpinan menurut H. Blanchard adalah tercapainya tujuan melalui kerja sama kelompok
Kepemimpinan sebagai konsep manajemen seperti dikemukakan oleh Ralph M. Stogdill dapat dirumuskan ke dalam berbagai macam definisi, bergantung darimana titik tolak pemikirannya.
Hubungan antara kepemimpinan dengan manajemen sangat erat. Hubungan yang erat ini dikarenakan sebagai suatu proses, melibatkan usaha kerjasama antara dua orang atau lebih, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Bahkan ada yang berpendapat bahwa manajemen pada hakikatnya adalah ilmu pengambilan keputusan. Manajemen adalah pemecahan masalah, dan seperti diketahui pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, merupakan di antara serangkaian fungsi penting di dalam kepemimpinan.
Oleh karena itu ada pendapat pula yang mengatakan, bahwa ilmu manajemen adalah ilmu yang mempelajari bagaimana orang melaksanakan tanggungjawabnya dengan sebaik-baiknya melalui kerjasama dengan orang lain.
Dalam pencapaian tujuan organisasi, manajemen merupakan sarana bagi seorang pemimpin. Sebab manajemen pada hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakn oleh para manajer untuk mengrahkan, menggerakkan dan mengarahkan segala sumber daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
B. Peranan Manajer/pemimpin
            Peranan manajer dijabarkan sebagai berikut:
1.      Peranan yang bersifat interpersonal
Dalam peranan yang bersifat interpersonal meliputi tiga macam peranan seperti:
a.      Figurehead
b.      Leader (penggerak)
c.       Berperan sebagai penghubung.
2.      Peranan yang bersifat informasional yang terdiri dari tiga yaitu :
a.      Sebagai pemonitor
b.      Sebagai disiminator (memberikan informasi kepada bawahan mengenai hal yang berkaitan dengan satuan kerjanya.
c.       Sebagai juru bicara
3.      Sebagai pengambil keputusan dapat berperan sebagai :
a.      Enterpreneur yaitu pencipta ide, gagasan baru serta inovatif
b.      Orang yang selalu mampu mengatasi segala macam kesulitan (disturbances handler)
c.       Pengatur segala macam sumber yang ada
d.      Orang yang berhak mewakili dalam setiap hubungan kerja dengan satuan kerja diluarnya.
Masalah peranan kepemimpinan, menjadi hal sangat perlu diketahui untuk memahami tugas sebagai seorang pemimpin. Kepemimpinan merupakan sebagian daripada serangkaian peranan seorang manajer.
Seperti diungkap Mintzber merumuskan peranan manajer adalah sebagai figurehead, leader, liaison, disseminator, spokesmon, enterprenuer, disturbance handler, resource allocator and negotiator.
Jadi dalam karangka manajemen, kepemimpinan merupakan subsistem daripada manajemen. Peranan kepemimpinan ditekankan kepada sederatan tugas-tugas yang perlu dilakukan oleh setiap pemimpin hubungannya dengan bawahan atau dengan kata lain disebut leadership functions.
Ada beberapa teori tentang peranan kepemimpinan diantaranya yang disampaikan oleh Koontz yang dirumuskan: “…… adalah mengajak atau menghimbau semua bawahan atau pengikut, agar dengan penuh kemauan untuk memberikan sumbangan dalam mencapai tujuan organisasi sesuai dengan kemampuan para bawahan itu secara maksimal.
Berdasarkan definisi tersebut paling tidak ada tiga hal pokok yang memberikan cirri kepemimpinan yaitu:
1.      Kecakapan untuk memahami bahwa manusia itu pada hakikatnya memiliki kekuatan motivasi dalam waktu yang bervariasi serta situasi yang berbeda-beda.
2.      Memiliki kecakapan untuk menimbulkan semangat.
3.      Memiliki kecakapan untuk berbuat dengan cara tertentu, sehingga menimbulakn suatu suasana, yang merangsang lahirnya suatu respond an motivasi.
Pendapat lain tentang peranan kepemimpinan dikatakan bahwa peranan kepemimpinan adalah bersikap adil, memberikan sugesti, mendukung tercapainya tujuan, sebagai katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai wakil organisasi, sumber inspirasi, dan yang terakhir mau menghargai.









[1] Disampaikan dalam Trainig Da’wah yang dilaksanakan oleh OSIS MAN Malakaji kerjasama dengan Kantor KUA Kec. Tompobulu.
[2] Pemateri adalah salah seorang Pengajar dari MAN Malakaji.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda