Selasa, 13 Maret 2012

Makalah Filsafat Ilmu


BAB I
PERENUNGAN FILSAFAT
A. Pengertian filsafat
Apakah Filsafat itu? Orang mengatakan bahwa filsafat "tidak membuat roti" dan ucapan ini sepenuhnya benar. Filsafat tidak memberikan petunjuk-petunjuk untuk mencapai taraf hidup yang lebih tinggi. sebenarnya jika didalam Filsafat anda mencari jawaban yang terakhir maka kita akan kecewa terhadap persoalan yang dihadapi. Dalam berfilsafat kita mulai menyusun sistem filsafat yang di dalamnya kita dapat menempatkan persoalan-persoalan yang dihadapai serta akan menemukan jawabannya. Dalam berfilsafat kita akan terbiasa mengadakan penalaran serta menyempurnakan pemikiran karena kita menyadari bahwa jawaban-jawaban kita tidak bersifat tetap dan belum tentu diterima oleh semua pihak.
Filsafat membawa kita kepada pemahaman dan tindakan, meskipun filsafat "tidak membuat roti" namun secara sederhana tujuan filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin, mengajukan kritik dan menilai pengetahuan ini, menemukan hakekatnya, menertibkan dan mengatur semuanya ke dalam bentuk yang sistematis. Filsafat membawa kita kepada pemahaman, dan pemahaman membawa kita kepada tindakan yang lebih layak. Sebuah contoh klasik. pada sekitar tahun 399 SM, seorang filusuf bernama Socrates dihukum mati atas tuduhan merusak jiwa kaum muda Athena. Tetapi Socrates mempunyai banyak teman yang kaya yang mengambil keputusan, bahwa menurut hemat mereka sorates dihukum secara salah, mereka akan membantu untuk melarikan diri tetapi Socrates tidak mau melakukannya, kepada kawan-kawannya ia berkata, sebelum ia melakukannya perlu ditentukan terlebih dahulu apakah perbuatan melarikan diri layak baginya, inilah ucapan seorang filsuf, harus berfikir lebih dahulu sebelum melakukan bertindak. Setelah berdiskusi dengan teman-temannya dengan berbagai argumentasi, akhirnya mereka sepakat bahwa tidak layak bagi seorang Sokrates untuk melarikan diri.
Kegiatan kefilsafatan ialah pemikiran secara ketat. Contoh diatas menunjukan bahwa filsafat berbeda sama sekali dengan membuat roti. Filsafat merupakan suatu analisa secara hati-hati terhadap penalaran-penalaran mengenai suatu masalah, dan penyusunan secara sengaja serta sistematis suatu sudut pandang yang menjadi dasar suatu tindakan. Kegiatan kefilsafatan itu yang dinamakan perenungan atau pemikiran 
Perenungan atau pemikiran jenis ini berupa meragukan segala sesuatu, mengajukan pertanyaan, menghubungkan gagasan yang satu dengan lainnya, menanyakan "mengapa" mencari jawaban yang lebih baik dibandingkan dengan jawaban yang tersedia pada pandangan pertama. Filsafat sebagai perenungan mengusahakan kejelasan, keruntutan, dan menyempurnakan keadaan pengetahuan agar kita memperoleh pemahaman.
Filsafat merupakan pemikiran secara sistematis, kegiatan kefilsafatan ialah merenung. Tetapi merenung bukanlah melamun, juga bukan berpikir secara kebetulan yang bersifat untung-untungan. Perenungan kefilsafatan ialah percobaan untuk menyusun suatu sistem pengetahuan yang rasional, yang memadai untuk memahami dunia tempat kita hidup, maupun untuk memahami diri kita sendiri. Perenungan ke filsafatan dapat merupakan karya satu orang yang dikerjakannya sendiri, ketika ia dengan pikirannya berusaha keras untuk menemukan alasan serta penjelasan dengan semacam bertanya kepada diri sendiri atau perenungan itu dapat pula dilakukan oleh dua orang atau lebih di dalam suatu percakapan ketika mereka melakukan analisa, melakukan kritik dan menghubungkan pikiran mereka secara timbal balik.
Perenungan kefilsafatan ialah sejenis percakapan yang dilakukan dengan diri sendiri atau dengan orang lain. Perenungan kefilsafatan dapat dipandang sebagai pertentangan diantara alternatif-alternatif yang masing-masing berpegangan pada unsur yang penting, dan kemudian mencoba untuk megujikan pada pengalaman, kenyataan empirik, dan akal. Hal ini terjadi dalam filsafat pengetahuan. Ada yang berpendapat bahwa pengetahuan dapat diperoleh hanya melalaui pengalaman yang disebut aliran empirisme, dan ada yang berpendirian bahwa pengetahuan diperoleh melalui akal yang disebut aliran rasionalisme.
B. Ciri-Ciri Pikiran Kefilsafatan
1.        Suatu Bagan konsepsional
Perenungan kefilsafatan berusaha untuk menyusun suatu bagan konsepsional. Konsep (rencana kerja) merupakan hasil generalisasi serta abstraksi dari pengalaman tentang sesuatu hal atau sebuah proses. Seorang filsuf tidak hanya membicarakan dunia yang ada disekitarnya serta dunia yang ada dalam dirinya, melainkan juga membicarakan perbuatan berfikir itu sendiri. Ia tidak hanya ingin mengetahui hakekat kenyataan dan ukuran-ukuran untuk melakukan verifikasi terhadap pernyataan-pernyataan mengenai segala sesuatu, melainkan ia berusaha menemukan kaidah-kaidah berfikir itu sendiri, apakah, bagaimana caranya serta mengapa suatu pemikiran membawa kita kepada kesimpulan yang benar. Karena itu filsafat merupakan pemikiran tentang hal-hal serta proses-proses dalam hubungan yang umum. Diantara proses-proses yang dibicarakan ialah pemikiran itu sendiri.
2.        Saling hubungan antarjawaban-jawaban kefilsafatan
Dalam usaha untuk memberikan jawaban terhadap suatu macam persoalan, akan menyangkut pertanyaan-pertanyaan lain yang harus pula diselesaikan. Dalam menjawab kebenaran, orang harus mengetahui kenyataan, untuk mengatakan apakah yang dinamakan kebajikan orang terpaksa mencari penyelesaian mengenai pertanyaan tentang kemerdekaan kehendak, yang mau tidak mau membawa kita pada pertanyaan tentang susunan dunia tempat kita hidup.
3.        Sistem Filsafat Harus bersifat koheren
Perenungan filsafat berusaha untuk menyusun suatu bagan yang koheren (runtut) yang konsepsional. Artinya bagan konsepsional yang merupakan hasil perenungan kefilsafatan haruslah bersifat runtut.
4.        Filsafat merupakan pemikiran secara rasional
Perenungan kefilsafatan berusaha menyusun bagan konsepsional bersifat rasional. Yang dimaksud dengan "bagan konsepsional yang bersifat rasional "ialah bagan, yang bagian-bagiannya secara logis berhubungan satu dengan yang lain.
5.        Filsafat senantiasa bersifat menyeluruh (komprehensif)
perenungan kefilsafatan berusaha menyusun suatu bagan konsepsional yang memadai untuk dunia tempat kita hidup maupun diri kita sendiri. Ilmu memberi penjelasan tentang kenyataan empiris yang dialami sedangkan filsafat berusaha memperoleh penjelasan mengenai ilmu itu sendiri bahkan meliputi lebih banyak hal lagi, baik dunia seluruhnya maupun dirinya sendiri.
6.        Suatu pandangan dunia.
Perenungan kefilsafatan berusaha memahami segenap kenyataan dengan jalan menyusun suatu pandangan dunia, yang memberikan keterangan tentang dunia dan semua hal yang ada didalamnya.
7.        Suatu definisi pendahuluan
Dalam perenungan kefilsafatan kita berusaha mencari dasar-dasar bagi kepercayaan-kepercayaan kita.
Berdasarkan ciri-ciri filsafat di atas  maka dapat ditarik suatu deinisi operasional tentang filsafat yaitu hasil perenungan kefilsafatan. Perenungan filsafat bisa bermakna pemikiran ilmiah walaupun ada juga yang membedakannya. Perbedaannya antara lain adalah didalam pemikiran ilmiah atau ilmu (Positif) membicarakan fakta-fakta sedangkan filsafat mempermasalahkan hal-hal yang bersifat umum.
Perenungan kefilsafatan tidak berusaha menemukan fakta-fakta tetapi filsafat berusaha untuk menguji fakta-fakta tersebut apakah penjelasannya sudah memadai. Filsafat membicarakan fakta-fakta dengan dua cara, yaitu: 1. Filsafat mengajukan kritik terhadap makna yang dikandung fakta-fakta dan, 2 filsafat menarik kesimpulan-kesimpulan yang bersifat umum.
BAB II
METODE KEFILSAFATAN

A.  Tata Cara Perenungan Kefilsafatan.
            Tata cara mengandung arti yang lebih daripada sekedar melukiskan hasil terakhir. Tata cara membutuhkan hal-hal yang lebih terinci mengenai metode-metode yang harus dipakai dan sejumlah contoh tentang bagaimana menerapkan metode-metode tersebut. Di dalam berfilsafat  ada dua metode yang sering digunakan yaitu: analisa dan Sintesa
1. Analisa
            Didalam filsafat analisa berarti perincian istilah-istilah atau pernyataan-pernyataan kedalam bagian-bagian terkecil sehingga dapat melakukan pemeriksaan terhadap makna yang dikandungnya. Analisa mempunyai bagian-bagian tertentu yaitu:
a.       Ekstensi dan intensi 
Dalam mengadakan analisa pelu melakukan pemeriksaan secara konsepsional atas makna yang dikandung oleh istilah-istilah yang dipergunakan dalam pernyataan-pernyataan yang kita buat. Pemeriksaan ini mempunyai dua macam segi yaitu berusaha memperoleh makna baru terhadap istilah-istilah bersangkutan (Intensi = sifat-sifat istilah) dan menguji istilah-istilah tersebut melalui penggunanaannya (ekstensi = penerapan)
b.      Definisi Ostensif
Definisi ostensif adalah definisi dengan jalan menunjuk secara langsung makna dari sesuatu yang akan didefinisikan atau menunjukkan ekstensi istilah tersebut.
c.       Makna yang dikandung oleh pernyataan (“statement”)
Dalam filsafat perlu melakukan analisa terhadap makna sebuah kalimat yaitu dengan membandingkannya dengan klimat-kalimat lain yang sejenis untuk m,engetahui secara jelas tentang apa yangt dimaksudkannya.
d.      Makna tidak identik dengan kebenaran
Analisa terhadap makna tidaklah menetapkan kebnaran atau kesalahan suatu kalimat.
e.       Filsafat Kritik
Filsafat kritik adalah cabang dari filsafat yang membicarakan tentang makna istilah-istilah serta pernyataan-pernyataan dengan memakai metode analisa. Seorang filsuf Britania yaitu C.D. Broad menyatakan adanya hubungan yang sangat erat antara analisa terhadap makna dengan penyusunan teori-teori kefilsafatan.

2.  Sintesa
            Sintesa adalah lawan dari analisa. Sintesa adalah pengumpulan  atau mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun pandangan dunia. Sintesa juga bermakna penyusunan sistem atau oleh C.D. Broad  dikatakan sebagai filsafat spekulatif, dimana seorang filsuf bertolak dari sejumlah besar bahan keterangan sehingga jika lebih banyak pengetahuan yang dipunyai oleh seorang filsuf mungkin  akan menyebabkan sistemnya lebih baik dan lebih luas. Sintesa adalah usaha untuk mencari kesatuan di dalam keragaman
3.  Melakukan penyimpulan.
            Untuk melakukan penyimpulan maka dibutuhkan perabot-perabot metodologi. Perabot-perabot untuk melakukan penyimpulan bergerak dari bahan-bahan ke kesimpulan. Perabot-perabot yang dimaksud adalah:
a.       Logika
Logika ialah ilmu pengetahuan untuk menguraikan tentang aturan-aturan serta cara-cara untuk mencapai kesimpulan setelah didahului oleh suatu perangkat premise. Logika dibagi dalam dua cabnag yaitu:
1.      Logika deduktif
Logika deduktif membicarakan cara-cara untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan bila lebih dahulu  telah diajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai semua atau sejumlah masalah. Kesimpulan yang sah pada suatu penalaran deduktif selalu merupakan akibat yang bersifat keharusan dari pernyataan-pernyataan yang telah diajukan.
2.      Logika Induktif
Logika induktif membicarakan tentang penarikan kesimpulan bukan dari pernyataan-pernyataan umum, melainkan dari hal-hal yang khusus, kesimpulannya hanya bersifat probabilitas (kemungkinan).berdasarkan atas pernyataan-pernyataan yang telah diajukan
b.      Analogi dan komparasi
Suatu penalaran secara analogi berusaha untuk mencapai suatu kesimpulan dengan menggantikan apa yang kita coba untuk membuktikannya dengan sesuatu yang serupa, namun yang lebih dikenal. Dan kemudian menyimpulkan kembali apa yang mengawali penalaran kita
Agar suatu penalaran dapat membawa kita kepada kesimpulan yang dapat diterima, maka  perlu kiranya menetapkan lurus atau sahnya pemikiran seseorang serta bahan yang mengawali pemikiran tersebut, hal ini disebut metode verifikasi. Untuk melakukan verifikasi, maka ada dua metode yang digunakan yaitu observasi (pengamatan) dan kontradiksi (pertentangan).
B. Cara Memulai Dan Melanjutkan Dalam Perenungan Filsafat
            Dalam memulai dan melanjutkan perenungan filsafat, maka tahapan-tahapan perenungan  yang harus diikuti menurut filsuf besar Deskartes adalah:
1.        Merumuskan Masalah
Tahap pertama dalam perenungan filsafat adalah menyadari adanya masalah, membatasi sebaik mungkin masalah tersebut dan menentukan apa yang akan diselidiki. Perumusan masalah menurut Deskartes dilakukan melalui dua hal yaitu:
a.       Menguji prinsip-prinsip yang mendasari hal-hal yang semula dipercayainya
b.      Menentukan sesuatu yang tak dapat diragukan kebenarnnya dan menyimpulakn daripadanya kebenaran-kebenaran yang lain.
2.        Meragu-ragukan dan menguji secara rasional anggapan-anggapan
Setelah merumuskan masalah, Deskartes mulai menguji pengetahuan yang diperoleh melalui indera, dari kesadaran untuk membedakannya dari pengetahuan yang diperoleh dari tidur maupun dari akal. Ia menemukan alasan-alasan untuk meragukan segala sesuatu yang ada disekitarnya, hakekat sesuatu yang bersifat fisik, kebenaran matematik dan hal-hal lain. Dalam hal ini Deskartes akan menguji secara rasional  segala hal yang ada sangkut pautnya dari apa yang dianggapnya benar.
3.        Memeriksa penyelesaian-penyelesaian sebelumnya
Langkah ketiga dalam perenungan kefilsafatan aalah mengenal apa yang dikatakan orang-orang lain mengenai masalah yang bersangkutan dan menguji penyelesaian-peneyelesaian mereka
4.        Memberikan Hipotesa
Langkah keempat dalam perenungan filsafat adalah menyarankan suatu hipotesa yang kiranya dapat memberikan  jawaban atas masalah yang diajukan. Dari pengajuan hipotesa tesebut selanjutnya akan diberikan makna hipotesa kemudian disajikan semua bahan bukti yang dapat ditemukan  untuk mengukuhkan dan menunjukkan bahwa bukti yang menentang hipotesa tersebut, bukanlah bahan bukti yang sah atau tidak ada sangkut pautnya dengan masalahnya. Dan akhirnya perlu dipergunakan deduksi untuk mendapatkan implikasi-implikasi yang dikandung oleh hipotesa tersebut
5.        Menguji konsekuensi-konsekuensi
Langkah selanjutnya dalam perenungan filsafat adalah verifikasi terhadap hasil-hasil penjabaran yang telah dilakukan. Karena filsafat berusaha memahami, maka tugas pokonya pada hakekatnya ialah memperoleh pengetahuan. Verifikasi berupa pengamatan yang lebih banyak, melakukan perbandingan-perbandingan dan kemampuan  untuk  mengatasi kritik yang dapat ditujukan dengan menentang hipotesa yang disarankan.
6.        Menarik Kesimpulan
Langkah terakhir adalah penarikan suatu kesimpulan mengenai masalah yang mengawali penyelidikan kita.  Kesimpulan yang diperoleh dapat bermacam-macam, yaitu:
a.       Kemungkinan  masalahnya bukan masalah yang bermakna.
b.      Masalahnya mungkin bermakna tetapi tidak bisa dijawab
c.       Masalahnya mungkin erjawab dengan mengiakan atau mengingkari
d.      Maslahnya mungkin dijawab dengan menerima suatu hipotesa
e.       Masalahnya dapat dijawab secara deskriptif yakni dengan menggambarkan situasi atau proses yang bersangkutan

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
            Mempelajari filsafat seperti ungkapan orang “tidak membuat roti”, filsafat juga tidak memberikan petunjuk-petunjuk untuk mencapai taraf hidup yang lebih tinggi, juga tidak melukiskan teknik-teknik untuk membuat sesuatu. Namun demikian walaupun filsafat tidak engajari teknik-teknik tertentu untuk membuat sesuatu akan tetapi filsafat akan mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin, mengajukan kritik dan menilai pengetahuan ini untuk menemukan hakekat sesuatu dalam bentuk yang sistematis. Filsafat membawa manusia pada pemahaman dan pemahaman membawa manusia pada tindakan yang lebih layak.
            Langkah awal dalam mendalami filsafat dimulai dari perenungan filsafat. Dalam perenungan filsafat digunakan metode-metode filsafat yaitu analisa, dan sintesa. Selain itu filsafat juga memiliki perabot-perabot metodologi yaitu logika, induksi, deduksi, analogi dan komparasi.
            Untuk memulai dan melanjutkan perenungan kefilsafatan oleh Deskartes ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: Merumuskan masalah, melakukan pengujian, memberikan hipotesa,,menguji konsekuensi-konsekuensi serta menarik kesimpulan.
B. Saran-saran
            Filsafat menurut banyak orang adalah sesuatu yang membingungkan, akan tetapi filsafat harus disadari sebagai induk pengetahuan yang memiliki kedalaman makna. Sebagai sumber dan dasar pengetahuan maka tidak ada jalan lain bagi sipencari ilmu, dan yang mengharapkan kebanaran untuk menggali dan mempelajari filsafat tersebut.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda